Pada matahari pagi yang dengan setia memancarkan cahayanya dan pada angin yang selalu punya kesempatan untuk mengelap bulir-bulir keringat di wajahnya
Entah konspirasi macam apa yang tengah kalian lakukan
Tapi aku cemburu
Ia hanya berkedip, namun mampu menghentikan waktu yang sedang berputar
Kemampuannya menarik kedua otot pipinya untuk tersenyum begitu mengagumkan
Ia bagai medan magnet, menarikku untuk selalu memperhatikannya
Ingin rasanya aku pasrah pada medan magnet yang ada pada dirinya
Tertarik ke arahnya dan mengambil kesempatan untuk mencium bau tubuhnya
Lalu membisikkan semua kalimat yang selama ini bersarang di hati
Tapi bukan untuk jatuh ke lubang yang sama
Hanya sekedar kau tahu aku dan akhirnya bukan hanya aku yang merenungi kisah kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar