Senin, 19 September 2016

-

Pada matahari pagi yang dengan setia memancarkan cahayanya dan pada angin yang selalu punya kesempatan untuk mengelap bulir-bulir keringat di wajahnya

Entah konspirasi macam apa yang tengah kalian lakukan

Tapi aku cemburu

Ia hanya berkedip, namun mampu menghentikan waktu yang sedang berputar

Kemampuannya menarik kedua otot pipinya untuk tersenyum begitu mengagumkan

Ia bagai medan magnet, menarikku untuk selalu memperhatikannya

Ingin rasanya aku pasrah pada medan magnet yang ada pada dirinya

Tertarik ke arahnya dan mengambil kesempatan untuk mencium bau tubuhnya

Lalu membisikkan semua kalimat yang selama ini bersarang di hati

Tapi bukan untuk jatuh ke lubang yang sama

Hanya sekedar kau tahu aku dan akhirnya bukan hanya aku yang merenungi kisah kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar